Dalam dunia industri saat ini proses pemilihan supplier merupakan salah satu elemen penting dalam proses pengadaan barang. Kesalahan dalam pemilihan supplier dapat menjadi hal yang sangat krusial, karena dapat berakibat langsung terhadap kelangsungan proses produksi. Home Industry Nedy merupakan perusahaan industri kecil yang bergerak di bidang produksi sarung bantal, sarung guling dan seprei. Pada saat ini perusahaan memiliki empat supplier dalam pengadaan bahan baku benang, dimana bahan baku benang ini merupakan bahan baku vital dalam pembuatan sarung bantal, sarung guling dan seprei. Terdapat beberapa masalah dalam pembelian bahan baku benang kepada supplier diantaranya adalah kualitas bahan baku benang tidak sesuai spesifikasi, pengiriman pesanan tidak sesuai dengan jumlah yang dipesan dan juga terjadi keterlambatan pengiriman, sehingga seringkali terjadi stock out bahan baku digudang yang mengakibatkan proses produksi menjadi terhambat. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah menentukan kriteria-kriteria dalam pemilihan supplier dan untuk memilih supplier dengan tepat sehingga resiko terjadinya kesalahan pemilihan supplier dapat diminimalkan. Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode Analytic Network Process (ANP) yang merupakan pengembangan dari metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Pada metode ANP ini mampu memperbaiki kelemahan dari metode AHP. Metode ANP ini mampu mengakomodasi keterkaitan antar kriteria atau alternatif. Keterkaitan pada metode ANP ada 2 jenis yaitu keterkaitan dalam satu set elemen (inner dependence) dan keterkaitan antar elemen yang berbeda (outer dependence). Adanya keterkaitan tersebut menyebabkan metode ANP lebih kompleks dibanding metode AHP. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Analytic Network Process (ANP) masing-masing bobot kriteria sebagai berikut : Delivery (0.3096), Harga (0.2921), Costumer Care (0.1492), Lokasi (0.1353), dan Kualitas (0.1136). Hal ini mengandung arti bahwa kriteria ketepatan pengiriman merupakan kriteria yang terpenting diantara kriteria yang lain. Sedangkan hasil evaluasi suppliernya adalah bobot untuk Bandung Indah Gemilang(BIG) sebesar 0.3743, Bintang Jaya (BJ) ) sebesar 0.3602, Mulya Harapan (MH) sebesar 0.2429 dan Usaha Baru (USBAR) sebesar 0.1693. Berdasarkan hasil tersebut , maka Bandung Indah Gemilang(BIG) memiliki bobot yang paling besar dan paling layak dijadikan supplier untuk perusahaan