Rumah sakit selalu dituntut agar dapat meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standar pro-fesi yang sesuai dengan kode etiknya. Oleh karena itu, tenaga kesehatan di rumah sakit, khususnya apoteker, dituntut untuk terus meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. Untuk meningkat-kan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, maka apoteker harus berinteraksi dan diterima oleh tenaga kesehatan professional lainnya di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk me-ngetahui pengaruh self efficacy apoteker terhadap organisasinya di rumah sakit yang menjadi dam-pak terhadap perilaku inovasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu observasi de-ngan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Hasil penelitian diukur menggunakan angka berupa nilai, peringkat, dan frekuensi yang dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab per-tanyaan atau hipotesis penelitian dalam melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu mem-pengaruhi variabel yang lain. Prediksi ini dilakukan dengan menggunakan software smart PLS. Hasil penelitian secara statistik menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara self efficacy terha-dap perilaku inovasi apoteker di rumah sakit. Seorang apoteker yang memiliki self efficacy yang tinggi akan memiliki perilaku inovasi yang tinggi dalam menjalankan pekerjaan kefarmasiannya di rumah sakit.